Sabtu, 05 Februari 2022

Meraih beasiswa BI

 



Sumber foto: scholarsofficial.com


Haiii… sebelumnya aku sudah cerita pengalaman aku buat cari beasiswa kan, nah sekarang aku mau lanjutin gimana perjuangan aku dalam meraih beasiwa niii

Yapp, kali ini aku berjuang untuk menjadi penerima beasiswa Bank Indonsia (BI). Sebelum kampus membuka pendataran aku mencoba searching di internet, cari tahu sebanyak mungkin tentang beasiswa ini. Buat catatan ringkas tentang seleksi BI, aku follow semua media sosialnya, supaya ngga ketinggalan info. Bikin motivation letter (motlet) yang menarik, setiap hari aku baca motlet yang sudah aku buat, aku takut ada hal-hal yang keliru, jadi aku baca terus, sampai akhinya aku merasa udah cukup. Ngga lama kemudian kampus membuka pendaftaran penerimaan beasiswa BI, aku langsung antusias banget dong. Di mana aku sudah ngumpulin berkas-berkas sejak lama, tapi ringkasanku dulu itu mengacu sama yang ada di internet, dan kampus tenyata ada panduannya sendiri-sendiri. Jadi kuang lebih sama lah yaa, tinggal ngelengkapi dikit.

Karena aku ngga mau kecolongan lagi, dan setelah aku baca-baca di internet ternyata pengalaman jadi GenBI itu seru banget, dan pokoknya ini sesuai dengan apa yang aku carilah. Jadi sebisa mungkin aku harus keterima jadi GenBI. Dulu time line pendaftarannya seperti ini


Time line seleksi beasiswa BI tahun 2020

Pendaftarannya itu di awal semester, jadi saat itu aku inget banget pas ngumpulin berkas di kampus 3 adalah giliran ku buat presentasi kuliah. Aku cepet-cepetlah ngumpulinnya. Soalnya kampusku (Kampus 1) sama kampus 3 paling ngga harus menempuh jarak 10 menitanlah. Sesampainya di kampus, waktunya cuma cukup buat sholat dzuhur. Setelah itu aku segera masuk ke kelas buat presentasi.

Setelah nunggu, pengumuman seleksi berkas yang saat itu molor dari time line, akhirnya keluarlah pengumumannya, dan yeayyyy akhirnya aku lolos tahap 1. Saat itu sebanyak 85 orang yang lolos tahap seleksi berkas, dan kita di data sama ketua umum GenBI IAIN Salatiga tahun sebelumnya untuk di masukin ke grup-grup (WhatsApp) WA. Bulan Maret saat itu sudah menyebarkan virus covid-19. Akhinya perkuliahan diadakan secara online lah. Dan untuk seleksi wawancara saat itu juga dilakukakn secara online yang di koordinir sama pegawai BI Jawa Tengah langsung, setiap orang dibagi ke beberapa kelompok dan aku mendapat kelompoknya mas Hendra pegawai BI, setiap kelompok diisi 7 oang kalau ngga salah.

Wawancara itu dilakukan sesuai dengan waktunya pegawai BI Jateng masing-masing, jadi kita harus siap setiap saat, siap dalam hal jawaban wawancara, sinyal yang kuat, dan mental haha. Habis magrib mas Hendra bilang “habis ini kita wawancara yaa, siap-siap” aku langsung ngungsi ke tempat saudaraku wkwk dan saat itu aku langsung keluar rumah. Soalnya sinyal di rumahku jelek, takutnya malah putus-putus dan ngga maksimal. Sambil nunggu aku juga baca-baca ringkasanku buat persiapan tes wawancara. Tapi tetep aja hati ini ngerasa ga tenang haha. Aku juga tanya terus sama temenku, yang se wawancara sama aku, namanya Esta. Pertanyaanku ke Esta (begitu juga sebaliknya) setiap menit sama terus. Setelah aku tunggu sampai jam 22.00 WIB ngga ada telfon sama sekali, dan aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, besok baru balik lagi ke rumah saudaraku. Karena ngga mungkin malam-malam masih wawancara.

Keesokan harinya aku balik lagi, jam 07.30 sudah keluar dari rumah, aku tunggu sampai siang belum ada telfon dari pihak BI juga, aku juga tanya Esta terus, ternyata Esta juga belum dapat telfon dai pihak BI. Sampai menjelang dzuhur akhinya ada nomor yang ngga dikenal tiba-tiba video call. Aku coba mengangkatnya, siapa tahu ini pihak yang mewawancarai kan yaaa, dan betul ternyata ini mas Hendra pihak BI, pertanyaannya kurang lebih sama beasiswa yang lain, kayak kelebihan, kekurangan, sama rencana ke depan mau ngapain gitu. Wawancaranya cuma 7 menit doang, tapi meskipun wawancaranya online, tapi ngga boleh nyontek yaaa. Pokoknya bismillah percaya diri aja, jujur, dan yakin.

Setelah seleksi wawancara dilakukan, setiap selesai sholat aku selalu berdoa agar aku lolos menjadi salah satu penerima beasiswa BI. Waktu pengumuman pun tiba, aku coba melihat file pdf yang dikirim digrup WA, dan aku membacanya dengan teliti. Alhamdulillah aku lolos menjadi penerima beasiswa BI dan menjadi bagian dari GenBI.


    

Dari sini aku belajar bahwa, Allah akan selalu disisi kita, Allah tau apa yang baik untuk kita ke depannya, dan Allah tidak pernah lengah, jadi Allah tau mana yang bener-bener sungguh-sungguh atau tidak.

 

Terimakasih sudah mau membaca tulisanku ini hahaha. Semangattt terus                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         





Kamis, 03 Februari 2022

Pengalaman mencari beasiswa

Sumber: machung.ac.id

Halooo semua, kenalin aku Rizqa, salah satu mahasiswa di IAIN Salatiga, saat ini aku mengambil jurusan Akuntansi syariah. Jurusanku ini belum lama, alias masih baru dan belum ada akreditasinya saat itu. Kebayang ga siii hawatirnya aku pas lulus nanti, kalo jurusannya belum ada akreditasinya (tapi saat tulisan ini ditulis, jurusanku sudah memiliki akreditasi B). Nah dari situ aku mikir, aku harus punya sesuatu yang beda dengan teman-temanku, nah aku mulai mencari pengalaman-pengalaman yang banyak. Salah satunya ikut organisasi dan keterima beasiswa.

Nah di semester 2 waktu itu, aku mendaftar beasiswa Bidikmisi (saat ini namanya KIP), yang waktu itu banyak banget yang apply ternyata. Untuk menyiapkan berkas-berkasnya aja, aku harus bolak-balik rummahku – Salatiga. Oiya di Salatiga ini aku merasa harus apa-apa sendiri, karena dari alumni SMK ku dulu Cuma 2 orang yang melanjutkan di sini. Jadi kayak belum begitu kenal sama teman-teman yang lain gitu, aku sama temenku ini beda kampus, dan akhirnya aku gasss sendiri.

Setelah selesai ngurusi berkas beasiswa, sampailah aku di tempat pengumpulan berkas-berkas, waktu itu di kampus 3 gedung dakwah, aku diantar sama bapakku saat itu, soalnya kalo pake bis waktunya ga keburu. Sudah hampir jam 16.00 WIB, aku langsung lari terbiit-birit supaya berkas yang sudah susah payah aku kumpulkan ini diterima. Ternyata di ruangan juga masih banyak anak-anak yang ngumpulin berkas, nempelin foto, dll. Akhirnya aku mulai gabung sama mereka, ga lama kemudian aku selesai ngurusin berkas-berkas itu, dan nyamperin bapakku aku bilang “Pak berkasnya udah tak kumpulin, tinggal nunggu pengumuman seleksi berkas” saat itu. Sambil nunggu pengumuman, aku terus berdoa sama Allah supaya diberikan yang terbaik. Di kampusku ini, setiap penerima beasiswa Bidikmisi diwajibkan unutuk tinggal di pondok pesantren. Nah disitu aku agak setengah hati. Bukannya gimana-gimana yaa wkwk, aku orangnya ga bisa kalo disuruh cepet-cepet, jujur kalo mandi aku juga lama banget, ga tau kenapa wkwk, pokoknya alasannya lebih ke diri aku yang ga bisa dipaksa buat sempurna sii LOL.

Disisi lain aku butuh pengalaman beasiswa, tapi di sisi lain aku juga ngga bisa kalau harus di pondok (LOL si ini haha). Akhirnya aku bener-bener minta tolong sama Allah agar diberikan yang terbaik menurut Allah bukan menurut aku. Jadi aku bener-bener pasrah. Seiring berjalannya waktu, tibalah pengumuman seleksi berkas. Dan jeng jeng, saat itu juga aku lihat di daftar peserta yang lolos tahap seleksi berkas ngga ada namaku. Sedikit kecewa dan lega siii haha.

Akhinya aku move on dari bidikmisi, karena ini mungkin jawaban dari Allah. Allah yang lebih tau buat aku untuk ke depannya, akhirnya di akhir semester 2 aku mulai cari-cari lagi beasiswa yang ada di IAIN Salatiga. Ketemulah aku dengan beasiswa Bank Indonesia (BI). Aku ngga mau kelepasan lagi, akhirnya aku bener-bener persiapin dengan sungguh-sungguh. Mulai dari baca-baca di internet cara dapetin beasiswa BI, fasilitas dan benefit yang di dapet, proses seleksinya, dan pas aku cari tahu, di setiap kampus yang melakukan kejasama sama BI cuma 50 mahasiswa yang diterima. Sebelum kampus membuka pengumuman beasiswa BI, aku udah siapin buat catatan gitu kayak berkas-berkas apa aja yang dibutuhin, terus pertanyaan-pertanyaan pas wawancara dan jawabannya, cara bikin motlet yang menarik, tanya-tanya senior yang jadi GenBI (panggilan penerima beasiswa BI) ada mba Ike, makasih banget bantuannya mba, baca-baca pengalaman orang-orang di blog gitu-gitu, jujur itu bisa ningkatin motivasi banget haha. *Terima kasih orang-orang yang sudah mau bagiin pengalamannya di blog, bermanfaat banget buat Rizqa J

Itu dulu perjuangan Rizqa dalam proses mencari beasiswa yaaa, tetap semangat ada mimpi yang harus diwujudin jadi kenyataan.

 

 

 

Manfaatkan Teknologi, Perbanyak Inspirasi

Sumber: koinworks.com Tidak pernah terlupakan, Ramadhan selalu menjadi momen yang paling ditunggu. Entah itu berbagi kabar dan silaturahmi d...