Sumber foto: freepik.com
Pagi ini seperti biasanya aku beranjak dari tempat
tidur ku untuk bersimpuh dihadapan-Nya. Di sepertiga malam ini aku biasanya
mengadu dan bercerita panjang lebar kepada-Nya. Mau itu bahagia, sedih,
terluka, bahkan kecewa dari seorang makhluk-Nya di bumi ini. Iya aku tau
manusia tempatnya salah, tapi manusia juga tempatnya belajar. Aku selalu
mengadu kepadanya karena di dunia ini tidak ada lagi seseorang yang aku
percayai. Aku hanya percaya kepada Tuhan ku sendiri bahwa Dia ada dan Dia adalah
yang Maha segalanya. Aku banyak bercerita tentang impianku kepadanya. Impian
yang akan aku gapai untuk membahagiakan mamaku.
Namaku Syifa Kamila Husein. Pagi ini aku segera
me
mpersiapkan diri ku untuk pergi ke kampus. Segera ku ambil jilbab pashmina
berwarna merah di Kasur yang sebeumnya sudah aku siapkan. Dan aku segera tukun
ke meja makan untuk sarapan dengan mamaku yang sedari tadi sudah mempersiapkan
makanan.
“Pagi ma..” sapaku pada mama
“pagi sayang yuk sarapan sekarang” ucap mama
Aku segera duduk di kursi dan melahap makananku.
Tiba-tiba suara klakson motor terdengar di depan rumah.
“ma kayaknya Ali udah sampai deh, aku berangkat dulu
ya. Assalamuallaikum”
“waallaikumsallam. Hati hati sayang”
“iya ma”
Ali ini adalah teman ku sejak kecil, dari SD sampai
kuliah dia selalu jemput aku saat berangkat ke sekolah, tapi kita juga pernah
pisah sekolah sii waktu itu dia lanjut ke SMP 3 dan aku di SMP 2. Tapi Dia
masih baik seperti Ali kecil yang dulu.
Ditengah perjalanan Ali membuka obloran
“fa nanti temenin aku cari raket ya” pinta ali
padaku
“emangnya raket kamu kenapa ?”
“raketku patah kemarin pas latihan sama temen”
“ohh ya udah iya”
Ali ini jago banget main badminton. Bisa dibilang
dia jatuh cinta sama badminton dari kecil. Mungkin dia menuruni bakat kakaknya
yang sudah memenangkan badminton di kejuaraan
internasional. Tak lama kemudian kita sampai di kampus.
“li aku duluan ya.. udah telat nih”
“iya. Fa nanti jangan lupa ya”
“iya-iya bawel ah. Udah ya aku masuk dulu”
Ali ini satu kampus sama aku, tapi beda fakultas dia
di fakultas teknik dan aku difakultas Ekonomi.
Setelah sampai kelas dosen memberi materi dan
memberikan diskusi tentang Ekonomi Mikro dan dilanjutkan sesi tanya jawab.
Setelah selesai kelas aku selalu mengunjungi perpustakaan untuk berlatih
soal-soal, mencari informasi beasiswa, dan mencari tahu tentang UK (United
Kingdom). Di jenjang perkuliahan ini aku bener-bener fokus dengan prestasiku,
karena aku harus membahagiakan mama. Dan aku akan melanjutkan pendidikanku ke
jenjang S2 di UK. Itu adalah salah satu impian yang harus aku capai. Karena
buat mama pendidikan itu nomor satu apalagi aku seorang perempuan yang akan
menjadi Madrasah bagi anak-anakku kelak.
Waktu pulang pun tiba, aku segera meninggalkan
kampus dan menunggu Ali di tempat biasa aku menunggunya, tak lama Ali pun
datang dan kita segera melesatkan motor untuk membeli raket yang ali inginkan.
Setelah membeli raket ali mengajak aku
makan disalah satu tempat makan dekat GOR yang biasa dia gunakan untuk latihan,
tapi aku tidak bisa, karena aku harus menemani mama makan malam di rumah.
Di rumah ini hanya aku dan mama yang tinggal.
Soalnya saat umurku 5 tahun ayah bercerai dengan mama dan menikah dengan tante
Dea istri almarhum kakaknya papah dengan membawa kak Fisya. Mungkin itu menjadi
terakhir kali aku lihat kak fisya. Sejak saat itu aku tidak lagi berhubungan
dengan mereka. Menurutku semua manusia itu sama saja, suka membuat sakit hati mama,
bikin kecewa mama, dan membuatku tidak percaya lagi dengan manusia . saat itu pula
aku harus berhati-hati dengan yang namanya manusia, aku tidak mau kecewa dan
aku akan fokus untuk membahagiakan mama mulai saat itu.
Malampun tiba, aku segera membuka laptopku dan mulai
berselancar untuk mencari soal-soal yang harus aku kerjakan untuk latihan
seleksi beasiswa. tidak hanya itu, di dalam kamarku juga ada salah satu pohon
yang selalu aku sirami dengan doa setiap malam, pohon itu adalah pohon mimpi,
disana aku menggantungkan semua mimpi-mimpiku yang harus aku capai. Biasanya mama
saat masuk kamarku juga selalu memberikan sholawat untuk pohon mimpiku agar berbuah
yang manis.
Tiba-tiba terdengar suara notif line dari Hpku. Dan
setelah aku baca ternyata Ali.
“Fa. Temenin aku cari makan di luar yukk. Di rumah
gak ada makanan nih… mama belum pulang” isi pesan Ali
Aishhh… Ali kebiasaan deh kalau lagi sibuk gini
ngajak keluar. kalau nggak di temenin pasti diganggu. ntah itu di telfon, di kirimin gambar setan, bahkan tiba-tiba
nyaperin di rumah.
“ya udah. Tapi jangan lama-lama ya. Aku ada kerjaan
soalnya” balasku
“iya iya. Cuma sebentar doang kok”
“oke aku siap-siap bentar”
“oke aku otw rumah kamu yaa”
Aku segera mengambil khimar warna biru navy yang
selaras dengan baju tidur yang aku kenakan. Karena warungnya nggak jauh dari
rumah ku aku Cuma pakai baju yang santai aja. Setibanya Ali dirumah dia selalu
membunyikan klakson motornya. Nggak sopan banget kan, padahal didalam ada mama,
nggak mau turun gitu mampir. Eh malah tetep duduk diatas motornya. aku segera
turun dari kamarku dan mencari mama untuk pamit keluar sebentar.
“ma akum mau keluar sebentar ya.. nemenin ali cari
makanan” pamitku
“kenapa nggak makan aja tadi disini sekalian ?”
tanya mama
“nggak tau ma. Tadi pas pulang dari kampus sih ali
ngajak makan diwarung biasa, tapi aku nggak mau karena aku tau mama pasti sudah
masak makanan yang enak dari pada di warung” jelasku
“ohh gitu, ya sudah kamu temenin ali aja. Kasihan
dari sore sampai sekarang belum makan”
“iya ma.Assalamuallaikum”
“waalaikumsallam”
Bagi mama itu adalah hal yang sudah sangat biasa,
kalau ada apa-apa Ali selalu ngajak aku. Bahkan kita dikira orang pacaran.
Padahal dia kan sahabat aku. Sahabat yang baik, lucu, keras kepala, ngeselin,
sahabat yang paling perhatian, dan juga
sahabat yang selalu memberi semangat saat aku lagi down.
“berisik woii… udahah ayok berangkat. Keburu malam”
pintaku
“ya udah ayo naik”
Aku segera naik di motor Ali untuk menemaninya
mencari makanan. Di jalan ali selalu membuka obroan. dia memang cerewat kalau
sama aku, coba aja kalau sama orang lain suruh aku yang ngomong.
“Fa, kamu lagi ngapain sih tadi ?”
“aku lagi cari soal-soal buat persiapan tes
beasiswa”
“kayaknya kemarin udah cari deh”
“emangnya latihan itu cukup untuk satu kali aja ?
gak mungkin kan. Aku harus cari soal-soal terus Li… kamu gak mungkin kan kalau
hanya latihan badminton satu kali terus bisa menang pertandingan?”
“iya juga si fa… semangatt yaa… aku doain kamu bisa
lolos beasiswa biar mama kamu bangga sama kamu”
“iya li. Makasih yaa”
Sesampainya di warung makan ali langsung pesan
makanan.
“fa kau mau apa ?”
“ngga usah li..akutadi udah makan”
“aishh…ngga usah malumalu kali kalau mau ambil sate
usus. Kan favorit kamu banget kalo itu”
“engga li.. aku udah kenyang bener dehh. Nggakbaik
makan diatas jam 20.00”
“alah bilang aja kalau kamu itu mau diet”
“nggak kok. Siapa bilang”
“tuh kan. Biasanya kalo langsung nge-gas gini
bener-bener ada yang disembunyiin nihh”
“ siapa yang nge-gas. Orangaku biasa aja”
“bang tambah sate ususnya 7 tusukya” pesen Alidengan
abangabang yang dagang
“okee mas”
“dah yuk pulang Fa” ajak Ali
“ayokk.”
“Li mau kopi nggak ?” tanyaku pada Ali
“kamu mau kopi ?”
“iya. Mampir sebentar yah di tempat biasa”
“iya”
Sesampainya di coffe shop aku segera memesan kopi
rasa vanilla latte 2. Untuk aku dan untuk Ali
“nih li buat kamu satu. Wihh makasihh ya. Valina kan
?” ucapnya
“iya. Rasa mana lagi yang kita suka kalau nggak
vanilla latte” balasku sambal senyum
“ya udah yuk pulang”
Sesampainya dirumah Ali memberiku sate usus yang di
belinya tadi. Aku baru ingat kalau ali itu nggak suka sama sate usus. Dan
kenapa tadi malah dibeli ya.
“nih fa buat kamu”
“aku kan udah bilang tadi, ngga usah li. Ngga baik
makan di atas jam 20.00”
“ngga papa, bawa aja. Bilangnya tadi ngga makan di
atas jam 20.00, tapi malah beli kopi. Udah makan aja tuh sate, sayang kalau
nggak di makan kayaknya bumbunya banyak tuh”
“ngga kok. Aku lagi diet sekarang ini”
“diet aja terus. tapi ngga berhasil-berhasil tuh
kelihatannya”
“enak aja. Ada perubahan tau. Kamu aja yang ngga
nyadar”
“ohh ya. Apa ada yang udah berubah ?”
“ada. Nih liat kelingkingku udah mulai ramping”
kataku sebel
“hahaha… kelingkingmu segitu terus kali Fa.”
“yahh sok tau. Udah ah kamu pulang aja sana. Makan yang
banyak biar cepet gede yaa”
“apanya yang gede fa”
“pake tanya. Nggak tau ahh. Udah sana pulang” usir
ku
“iya iya bawel banget sii. Salam buat mama kamu ya
Fa”
“iya. Udah buruan sana”
Setelah ali pulang Aku segera menutup gerbang dan
menuju kamarku. Sepertinya bener kata Ali sayang kalau satenya nggak dimakan.
Aku segera membuka laptop dan mulai belajar sambil makan sate usus dengan kopi.
Di sepertiga malam aku selalu menyempatkan diri
untuk bangun dari tidurku. Untuk mengadu segala hal kepada-Nya. Di sepertiga
malam tersebut aku merasa bisa berduaan dengan-Nya dan membicarakan masa
depanku yang aku gantung di pohon mimpiiku. Aku selalu menyirami pohon mimpiku
dengan doa dan juga sholawat. Aku selalu bersemangat untuk membicarakan
mimpi-mimpiku dengan-Nya bagiku Dia mendengarkanku selama ini. Karena setiap
aku belajar, mencari informasi beasiswa, selalu dimudahkanNya. Aku menyempatkan
tadarus juga agar hati dan pikiranku tetap tenang. Dan menyempatkan membaca
materi kuliah yang akan aku pelajari nanti di kampus
Tak lama kemudian Sinar matahari pun muncul dan aku
segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Sesampainya di kampus aku
mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh dosen yang kemudian
diakhiri dengan perintah untuk mencari literature tentang ekonomi mikro
terhadap UMKM di Indonesia. Aku segera ke perpus untuk mencari literature
tersebut agar tugasku segera selesai dan aku bisa melanjutkan untuk berlatih
soal-soal. Tiba-tiba terdengar dering telepon dari saku bajuku. Ternyata dari tamte
Ami mamanya Ali. Aku segera memencet mengangkatnya, karena tidak biasanya tante
Ami nelfon siang-siang begini.
“assalamuallaikum tan”
“waalaikumsalam Syifa. Kamu lagi dimana ?”
“Syifa lagi di kampus tan. Memangnya ada apa tan?”
“kamu bisa ke rumah sakit harapan bunda sekarang ?
mama kamu pingsan pas tante mau ngasih sayur kerumah tadi”
“astagfirullah. Terus mama gimana tan ? tunggu ya
tan Syifa kesana sekarang”
“iya. Hati-hati ya sayang. Kalo bisa ajak Ali aja fa
kalau lagi nggak ada kuliah”
“iya tan. Makasih informasinya ya. Syifa segera
kesana”
Deg rasanya hati ini pecah, dan ingin menangis
sejad-jadinya. Aku takut terjadi apa apa dengan mama. Sepertinya tadi pagi mama
nggak papa. Tapi kenapa sekarang pingsan. Ma tunggu syifa ya, syifa segera
kesana.
Segera aku menghubungi Ali
“Li, kamu sekarang dimana ? ada kelas nggak”
“lagi di kantin fa. Nggak. Eangnya ada apa ?”
“ke rumah sakit harapan bunda yuk.. mamaku pingsan
dan sekarang ada di rumah sakit harapan bunda, barusan aku di telpon mama mu”
“astagfiruah. Ya udah aku sekarang jemput kamu ya”
“iya iya. Cepetan yaa. Aku takut terjadi apa-apa
sama mama”
Tak lama kemudian kita sampai di parkiran ruah
sakit. Sedari ulutku tidakbisa berhenti untuk bersholawat dan berdoa untuk
mama. Aku segera mencari ruangan mama. Dan saatsapai disana terihat ada tante
Ami dan om Bagas yang sedang duduk di kursi dengan ruangan.
“tante gimana keadaan mama” tanyaku
“tenang dulu Fa. Kamu duduk dulu aja” kata ali yang
ada disampingku
“mama kamu sedang ditangani sama dokter Fa. Sabar
ya… kita berdoa dulu”
“astagfirullah”
Aku segera berjalan ke jendela untuk melihat mama
yang sedang di periksa dokter. Sambal bersholawat tiada henti. Ketakutanku
menjadi jadi, karena ini baru pertama kalinya aku melihat mama sampai dibawa ke
rumah sakit. Aku nggak kuat lagi untuk membendung air mata dan akhirnya jatuh
juga di pipiku.
Tak lama kemudian dokter keluar dan menjelaskan
penyakit yang dialami mama. Ternyata mama mengidap penyakit jantung. Deg Aku
yang baru mendengar penjelasan dokter tersebut langsung menjatuhkan badanku ke
lantai. Tangisku semakin menjadi. Karena aku nggak mau mama sakit. Oh Allah
kenapa engkau membuat mama Syifa seperti ini. Lebih baik Syifa aja yang sakit
jangan mama, mama sepertimalaikat tak bersayap buat Syifa. Mma yang merawat,
membesarkan, dan mendidik Syifa seperti sekarang ini. Oh Allah kesehatan untuk
mama adalah salah satu doa yang Syifa gantung di pohon impian, mengapa harus
mama yang harus sakit parah. Masih banyak impian dan doa Syifa yang ada di
pohon impian kan, pliss jangan mama yang sakit ya.
Selang 3 hari mama di perbolehkan untuk pulang,
namun harus minum obat secara teratur dan melakukan konsultasi dengan dokter
setiap minggunya. Aku senang sekali mama bisa pulang. Aku tidak akan membiarkan
mama kecapean, mikir yang berat-berat, sekarang aku akan merawat mama.
“pagi ma. Sarapan dulu yuk ma” sapa ku
“pagi sayang. Wahh ini kamu semua yang masak ?”
“iya dong mah. Aku bangun pagi buat masakin mamah.
Biar mamah nggak capek. Besok-besok biar Syifa aja ya mah yang masak. Mama
istirahat aja yang banyak. Biar mama cepet sembuh.” Kataku
“masya Allah sayang. Mama nggak papa kok. Nanti
malah kamu yang capek. Mama selalu minum obat dengan teratur dan olahraga
setiap hari”
“alhamdulillah.. mama jangan sakit ya… nanti Syifa
sedih. Oh iya ma ini udah syifa siapin obat buat mama”
“makasih ya sayang”
“iya ma sama sama. Mama buruan sarapan ya, syifa mau
siap-siap dulu diatas”
“iya sayang”
Beberapa minggu kemudian skripsiku sudah di Acc sama
dosen pembimbingku. Aku senang sekali rasanya. Segera aku telpon mama untuk
memberi tahu kabar gembira ini. Sambal menunggu sidang aku terus berlatih untuk
tes beasiswa di salah satu unitersity di UK yang akan dilaksanakan minggu
depan. Aku tidak main-main lagi perjuanganku akan segera di mulai seletah
beberapa kali aku latihan. Dan minggu depan saatnya aku bertanding melawan
soal-soal yang akan menyeleksi aku apakah aku pantas untuk mendapatkan besaiswa
tersebut atau tidak.
Di warug dekat GOR Ali mengajak aku makan siang
“fa gimana persiapan kamu ? tesnya minggu depan kan
?
“iya li… aku deg degan banget”
“bismillah kamu bisa fa. Kamu udah banyak latihan
kok”
“li nanti kalau aku udah keterima di UK aku setiap
pagi bakal kasih kamu foto pemandangan yang bagus-bagus deh. Biar kayak orang
luar negeri beneran. Nggak raket sama net doang pemandangan yang bisa kamu
lihat. Kamu nanti bakal jadi orang yang paling beruntung karena disa dapat
gambar pemandangan asli dari UK”
“kalau luar negeri mah aku ngga seneng-seneng banget
fa. Coba deh kamu kasih aku pemandangan luar pelanet. Pasti setiap hari aku
bakal seneng.”
“ihhh kamu mah… kamu aja sendiri yang keluar
pelanet. Apa mending aku cari suami bule aja sekalian ya li buat menantu mama.
Mama pasti seneng haha. Tinggi, putih, cool…”
“wahh aku banget tuhh”
“yee… orang belum selesai ngomong juga”
“haha.. fa cepetan abisin gihh. Aku ada latihan sore
ini”
“iya iya”
Hari yang aku tunggupun tiba, dimana hari ini aku
akan melaksanakan tes beasiswa. Aku diantar Ali, dia mendukung aku banget
sampai-sampai dia rela nungguin aku. Emang sii tempatnya agak jauh sama rumah,
tapi tempat tesnya ternyata nggak jauh dari tempat saudaranya Om Bagas papahnya
ali. Jadi ali nunggu aku di tempat saudaranya. Aku segera masuk ke ruangan dan
menunggunya di kursi yang ada di depan ruangan. Padahal tesnya di mulai 3 jam
lagi, tapi tempatnya udah penuh banget. Mungkin karena ini hari minggu juga
kali ya, jadi banyak yang ikut, aku semakin deg-degan sampai sampai tanganku
gemeter sendiri. Namun saat tes akan di mulai 1,5 jam kemudian, tante Ami
menelpon ku. Dan aku segera mencari tempat yang sepi untuk mengangkat telpon dari
tante ami
“assalamuallaikum fa”
“waalaikumsalam. Ada apa tan ? ali ada sama aku kok
tan, tadi nganterin aku tapi sekarang ada di tempat saudaranya yang tempatnya
deket unitersitas Pahlawan Bangsa”
“tante nggak nyari ali Fa, tapi kamu”
“aku ? ada apa ya tan”
“mama kamu pingsan lagi. Dan sekarang ada di rumah
sakit. Kamu kesini sekarang ya”
“astagfirullah… iya tan”
Aku segera menghubungi ali dan secepat mungkin ali
mengendarai motornya untuk melaju ke rumah sakit. Dia mungkin tahu kalau ada
apa-apa dengan mama aku psati selalu panic, dan tidak akan mengganggu aku yang
sedang bersholawat.