Rabu, 30 Maret 2022

Sisi lain

 


Sumber foto: kompasiana.com


Bagiku, warisan adalah kekayaan, bukan kepunahan. Salah satu kekayaan Indonesia adalah kaya akan seni dan budayanya. Budaya yang turun menurun dari leluhur yang harus kita jaga, dan lestarikan agar anak dan cucu kita dapat menikmati warisan tersebut.

Malam ini hujan turun lagi, namun tidak sederas hujan dimalam-malam kemarin. Hening malam berpadu dengan suara hujan yang membuat suasanya sangat candu di dalam hati. Tak lupa satu cangkir teh hangat yang menemaniku untuk merayu malam agar tidak cepat berlalu. Namaku Sekar Ayu, biasa dipanggil Sekar. Aku siswa kelas 3 SMA di Temanggung. Aku sangat menyukai tari, sebab sejak aku kecil di desaku banyak yang menggelar kesenian tradisional, dan bisa dibilang sejak saat itu jiwaku ini sudah tertarik dengan seni tari.

Malam itu, aku memutar video tarian tradisonal di laptopku. Aku diam-diam belajar tari setiap malam, ku kenakan headset agar orang tuaku tidak mengetahuinya. Sebab jika mereka sampai tau, bisa habis masa depan ku nanti. Kuperhatikan betul ketukan demi  ketukan, irama yang mengiringi, serta karakter dalam tarian tersebut. Setelah cukup lama memahami video tari aku melanjutkan dengan belajar pelajaran untuk besok di sekolah, agar nilai akademik ku tidak menurun. Setelah selesai, aku merapikan buku-buku dan melanjutkan mengejar mimpi lewat tidur diranjangku.

Pagi pun datang juga, suara ayam dan burung seakan-akan berlomba untuk membangunkan manusia-manusia yang masih terlelap dalam tidur nyenyaknya. Aku pun bergegas dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa, setiap pagi ibukku selalu menyiapkan sarapan ku dengan bapak. Dan setelah memastikan anak dan suaminya sudah makan masakkannya yang telah dimasak sejak pagi tadi, ibu baru berangkat ke ladang. Begitu juga dengan bapak yang akan berangkat jualan di pasar.

Sepulang sekolah, aku berlatih tari di sanggar milik mbak Puput. Sudah sekitar delapan tahun aku belajar dengannya. Dan sudah beberapa kali juga aku memegang gelar juara dalam event tari ditingkat daerah dan sekolah. Namun dengan itu semua orang tuaku masih melarang jika aku berkecimpung dalam seni tari. Mereka menganggap bahwa tari itu tidak ada gunanya untuk masa depanku. Orang tuaku berpikir bahwa anaknya ini harus bisa sekolah sampai dengan perguruan tinggi, agar bisa mengangkat ekonomi dan derajat orang tuanya. Meskipun orang kampung, namun pendidikan adalah nomor satu. Bahkan, setiap aku pamit untuk latihan tari, mereka selalu melarang. Sehingga aku terpaksa membohongi mereka dengan alasan mengikuti kegiatan eskul di sekolah, padahal aku berlatih di sanggar setiap sore. Dan selama ini orang tuaku tidak mengetahui jika aku masih menggeluti seni tari.

Bagiku, tari ialah ungkapan jiwa yang dituangkan dalam suatu gerakan. Dengan menari, dapat membuat pikiranku jadi tenang, gembira, sehingga lupa akan masalah yang terjadi. Karena menari tidaklah sekedar gerakan yang mengalun lembut saja, namun juga harus dapat meresapi dengan betul karakter yang ada.  

Selesai latihan, aku bergegas pulang ke rumah sebelum petang datang. Setelah sampai di rumah, terdengar notif chat, ternyata dari mbak Puput yang bilang bahwa akan ada event tari Internasional yang akan digelar di Medan, dan aku ditunjuk untuk mewakili event tersebut. Namun, butuh waktu kurang dari satu bulan untuk persiapannya. Saat itu juga aku langsung lemas, karena ini adalah waktu yang aku tunggu-tunggu. Dan di sisi lain, tanggal tersebut juga ada ujian sekolah yang harus aku lalui. Aku mulai bimbang, karena jika aku ikut event tari aku tidak bisa ikut ujian dan bapak pasti sangat marah besar denganku. Dan event tersebut adalah mimpiku sejak lama.

Aku dihadapkan dengan dua agenda besar yang menyangkut masa depanku, dan lagi-lagi aku harus membuat keputusan yang cukup berat. Di hari-hari selanjutnya aku berlatih dengan hati yang berat, aku belum menemukan pilihan mana yang tepat untukku. Hingga hari itu pun tiba, aku memutuskan untuk berangkat ke Medan, dan aku tidak berani meminta izin dengan orang tuaku, sehingga kutinggalkan sepucuk surat diatas meja belajar.

Sepulang dari lomba, di ruang tamu, bapak dan ibu sudah menungguku. Aku sudah siap dan pasrah dengan apa yang akan terjadi. Dan duarrrr…. aku dimarahi habis-habisan. Sampai pagi masih saja diungkit-ungkit. Pasalnya kemarin bu Rina (wali kelasku) datang ke rumah untuk menanyakan keberadaanku. Karena sudah dua hari tidak datang ke sekolah.

Pagi harinya setelah sampai di sekolah, aku dipanggil bu Rina ke ruangannya, karena aku sudah tidak mengikuti ujian sekolah. Kata bu Rina ada amanat dari Waka Kesiswaan kalau aku mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian sekolah susulan, selain itu, aku juga akan direkomendasikan sekolah untuk meneruskan ke perguruan tinggi di Institut Seni Indonesia (ISI) dan mendapat beasiswa. Ternyata sejak pagi tadi ada banyak sekali media yang menelefon sekolah untuk mewawancaraiku, karena telah menjadi juara favorit dievent tari internasional. Dan memang, kemarin selesai acara juga sudah banyak media yang meliput, tidak aku sangka, jika masih berlanjut sampai pagi ini.

Sepulang sekolah aku langsung memberitahukan keajaiban tadi pagi pada orang tuaku. Dan syukur bapak sekarang sudah mengizinkanku untuk terjun ke dunia seni. Aku melakukan itu semua karena aku menyukainya, bukan karena ego. Karena seiring berjalannya waktu, anak-anak muda di daerahku sudah jarang yang menekuni kesenian tari. Aku ingin seperti penari legendaris Didik Nini Thowok si Maestro Tari. Dan percayalah, tidak ada mimpi yang salah, tetap bekerja keras, karena Tuhan ingin mengetahui seberapa kuat dan sabarnya kita untuk mengejar mimpi tersebut.

Kamis, 10 Maret 2022

Cerahkan wajah dengan POND’S Triple Glow Serum Mask

 

Apakah diantara kalian pernah mempunyai kulit wajah yang kusam, warna tidak merata? Hal itu telah menjadi permasalahan umum bagi kalangan perempuan. Meskipun terlihat sepele, namun hal itu dapat membuat rasa percaya diri menurun, sehingga mengganggu penampilan. Salah satunya paparan sinar Ultraviolet (UV) yang berlebihan akibat beraktivitas di luar ruangan dapat membuat pigmentasi pada kulit, sehingga menyebabkan wajah kusam dan warna kulit tidak merata. Namun, sekarang jangan takut lagi untuk menghadapi dari sinar uv, karena sudah ada skincare yang mampu membantu mencerahkan kulit wajah agar tidak belang lagi. Tentunya jangan asal pilih skincare untuk kulit cantik mu, pilihlah skincare yang mengandung vitamin dan bahan aktif lainnya yang dapat mengatasi masalah kulit kamu.

Keinginan semua perempuan untuk memiliki wajah yang glowing, untuk itu rajinlah merawat kulit wajah agar memiliki wajah yang bersih. Salah satunya dengan rutin menggunakan serum. Serum merupakan salah satu skincare yang dapat membantu menutrisi kulit wajah. Tahukah kalian, saat ini POND’S Beauty telah menghadikan serum pencerah wajah yaitu POND’S Triple Glow Serum dan POND’S Triple Glow Serum Mask. Serum ini berisi larutan gel dengan tekstur yang ringan serta memiliki tiga kekuatan yang mampu membantu kulit wajah agar tampak cerah dan sehat.

Kandungan serum pencerah POND’S Triple Glow Serum Mask

Triple Glow Serum dan Triple Glow Serum Mask dari POND’S ini mengandung glutathione, antioksidan yang mampu mencerahkan kulit. Formula unik Gluta-Boost-C efektif menyamarkan flek hitam, untuk wajah tampak lebih ceah 60 kali lebih efektif dari Vitamin C. Selain itu, terdapat Vitamin B3+ yang mampu menyamarkan pori-pori wajah agar tampak mulus, serta Hyaluronic Acid yang dapat menyerap ke dalam setiap lapisan epidermis kulit wajah untuk tampak lembap berkilau.

Aroma dan Tekstur POND’S Triple Glow Serum Mask

POND’S Triple Glow Serum memiliki aroma soft sehingga harum dan nyaman ketika dipakai. Teksturnya juga tidak lengket dan terasa ringan di kulit. Terlihat agak sedikit lebih kental dibanding serum pada umumnya, namun jangan salah, ketika serum diaplikasikan pada kulit wajah jadi melted sehingga mudah banget diratakan. Tekstur yang mudah meresap ini memudahkan kamu sehingga wajah langsung lembab, sehat dan tampak lebih cerah.

Cara Penggunaan POND’S Triple Glow Serum Mask

Cara pemakaian serum ini cukup mudah, teteskan 2 hingga 3 POND'S Bright Beauty Triple Glow Serum di wajah, ratakan ke seluruh wajah sampai ke area leher, setelah itu tepuk pelan-pelan agar serum dapat menyerap ke kulit. Selain itu, kamu juga dapat memakai Triple Glow Serum Mask, yang tinggal ditempel di wajah, serum ini bebentuk masker di dalam sachet yang dapat dipakai sekali.

Bagi kalian yang mempunyai kulit wajah yang berjerawat, tenang saja. POND’S Triple Glow Serum Mask cocok digunakan bagi semua jenis kulit. Bagi kulit yang berjerawat, serum ini tidak terasa perih ketika diaplikasikan di kulit wajah. Selain itu, serum ini tak hanya mencerahkan wajah saja, tapi juga bisa menyamarkan bekas jerawat.

Untuk hasil akhir yang maksimal, gunakan Serum Triple Glow Mask ini secara konsisten, karena untuk mendapatkan hasil kulit glowing tidak ada yang instan, semua butuh proses perawatan secara rutin. Tidak hanya itu, lakukan gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan yang sehat dan teratur, karena makanan juga dapat mempengaruhi masalah kulit.

Harga dan Cara Mendapatkan POND’S Triple Glow Serum Mask

Tenang aja bagi kalian yang ingin mempunyai kulit cerah dan sehat dengan POND’S Triple Glow Serum Mask ini. Caranya mudah banget, kalian tinggal datang aja di Indomart dekat rumah kalian lalu cari produk POND’S Triple Glow Serum atau POND’S Triple Glow Serum Mask di sana. Harga dari produk ini cukup terjangkau, untuk POND'S Bright Beauty Triple Glow ukuran 7,5 gram sekitar 18 ribuan, dan Triple Glow Serum Mask ukuran 20 gram sekitar 19 ribuan, bisa dibeli di Indomaret, atau bisa langsung klik Triple Glow Serum

Sabtu, 05 Februari 2022

Meraih beasiswa BI

 



Sumber foto: scholarsofficial.com


Haiii… sebelumnya aku sudah cerita pengalaman aku buat cari beasiswa kan, nah sekarang aku mau lanjutin gimana perjuangan aku dalam meraih beasiwa niii

Yapp, kali ini aku berjuang untuk menjadi penerima beasiswa Bank Indonsia (BI). Sebelum kampus membuka pendataran aku mencoba searching di internet, cari tahu sebanyak mungkin tentang beasiswa ini. Buat catatan ringkas tentang seleksi BI, aku follow semua media sosialnya, supaya ngga ketinggalan info. Bikin motivation letter (motlet) yang menarik, setiap hari aku baca motlet yang sudah aku buat, aku takut ada hal-hal yang keliru, jadi aku baca terus, sampai akhinya aku merasa udah cukup. Ngga lama kemudian kampus membuka pendaftaran penerimaan beasiswa BI, aku langsung antusias banget dong. Di mana aku sudah ngumpulin berkas-berkas sejak lama, tapi ringkasanku dulu itu mengacu sama yang ada di internet, dan kampus tenyata ada panduannya sendiri-sendiri. Jadi kuang lebih sama lah yaa, tinggal ngelengkapi dikit.

Karena aku ngga mau kecolongan lagi, dan setelah aku baca-baca di internet ternyata pengalaman jadi GenBI itu seru banget, dan pokoknya ini sesuai dengan apa yang aku carilah. Jadi sebisa mungkin aku harus keterima jadi GenBI. Dulu time line pendaftarannya seperti ini


Time line seleksi beasiswa BI tahun 2020

Pendaftarannya itu di awal semester, jadi saat itu aku inget banget pas ngumpulin berkas di kampus 3 adalah giliran ku buat presentasi kuliah. Aku cepet-cepetlah ngumpulinnya. Soalnya kampusku (Kampus 1) sama kampus 3 paling ngga harus menempuh jarak 10 menitanlah. Sesampainya di kampus, waktunya cuma cukup buat sholat dzuhur. Setelah itu aku segera masuk ke kelas buat presentasi.

Setelah nunggu, pengumuman seleksi berkas yang saat itu molor dari time line, akhirnya keluarlah pengumumannya, dan yeayyyy akhirnya aku lolos tahap 1. Saat itu sebanyak 85 orang yang lolos tahap seleksi berkas, dan kita di data sama ketua umum GenBI IAIN Salatiga tahun sebelumnya untuk di masukin ke grup-grup (WhatsApp) WA. Bulan Maret saat itu sudah menyebarkan virus covid-19. Akhinya perkuliahan diadakan secara online lah. Dan untuk seleksi wawancara saat itu juga dilakukakn secara online yang di koordinir sama pegawai BI Jawa Tengah langsung, setiap orang dibagi ke beberapa kelompok dan aku mendapat kelompoknya mas Hendra pegawai BI, setiap kelompok diisi 7 oang kalau ngga salah.

Wawancara itu dilakukan sesuai dengan waktunya pegawai BI Jateng masing-masing, jadi kita harus siap setiap saat, siap dalam hal jawaban wawancara, sinyal yang kuat, dan mental haha. Habis magrib mas Hendra bilang “habis ini kita wawancara yaa, siap-siap” aku langsung ngungsi ke tempat saudaraku wkwk dan saat itu aku langsung keluar rumah. Soalnya sinyal di rumahku jelek, takutnya malah putus-putus dan ngga maksimal. Sambil nunggu aku juga baca-baca ringkasanku buat persiapan tes wawancara. Tapi tetep aja hati ini ngerasa ga tenang haha. Aku juga tanya terus sama temenku, yang se wawancara sama aku, namanya Esta. Pertanyaanku ke Esta (begitu juga sebaliknya) setiap menit sama terus. Setelah aku tunggu sampai jam 22.00 WIB ngga ada telfon sama sekali, dan aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, besok baru balik lagi ke rumah saudaraku. Karena ngga mungkin malam-malam masih wawancara.

Keesokan harinya aku balik lagi, jam 07.30 sudah keluar dari rumah, aku tunggu sampai siang belum ada telfon dari pihak BI juga, aku juga tanya Esta terus, ternyata Esta juga belum dapat telfon dai pihak BI. Sampai menjelang dzuhur akhinya ada nomor yang ngga dikenal tiba-tiba video call. Aku coba mengangkatnya, siapa tahu ini pihak yang mewawancarai kan yaaa, dan betul ternyata ini mas Hendra pihak BI, pertanyaannya kurang lebih sama beasiswa yang lain, kayak kelebihan, kekurangan, sama rencana ke depan mau ngapain gitu. Wawancaranya cuma 7 menit doang, tapi meskipun wawancaranya online, tapi ngga boleh nyontek yaaa. Pokoknya bismillah percaya diri aja, jujur, dan yakin.

Setelah seleksi wawancara dilakukan, setiap selesai sholat aku selalu berdoa agar aku lolos menjadi salah satu penerima beasiswa BI. Waktu pengumuman pun tiba, aku coba melihat file pdf yang dikirim digrup WA, dan aku membacanya dengan teliti. Alhamdulillah aku lolos menjadi penerima beasiswa BI dan menjadi bagian dari GenBI.


    

Dari sini aku belajar bahwa, Allah akan selalu disisi kita, Allah tau apa yang baik untuk kita ke depannya, dan Allah tidak pernah lengah, jadi Allah tau mana yang bener-bener sungguh-sungguh atau tidak.

 

Terimakasih sudah mau membaca tulisanku ini hahaha. Semangattt terus                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         





Kamis, 03 Februari 2022

Pengalaman mencari beasiswa

Sumber: machung.ac.id

Halooo semua, kenalin aku Rizqa, salah satu mahasiswa di IAIN Salatiga, saat ini aku mengambil jurusan Akuntansi syariah. Jurusanku ini belum lama, alias masih baru dan belum ada akreditasinya saat itu. Kebayang ga siii hawatirnya aku pas lulus nanti, kalo jurusannya belum ada akreditasinya (tapi saat tulisan ini ditulis, jurusanku sudah memiliki akreditasi B). Nah dari situ aku mikir, aku harus punya sesuatu yang beda dengan teman-temanku, nah aku mulai mencari pengalaman-pengalaman yang banyak. Salah satunya ikut organisasi dan keterima beasiswa.

Nah di semester 2 waktu itu, aku mendaftar beasiswa Bidikmisi (saat ini namanya KIP), yang waktu itu banyak banget yang apply ternyata. Untuk menyiapkan berkas-berkasnya aja, aku harus bolak-balik rummahku – Salatiga. Oiya di Salatiga ini aku merasa harus apa-apa sendiri, karena dari alumni SMK ku dulu Cuma 2 orang yang melanjutkan di sini. Jadi kayak belum begitu kenal sama teman-teman yang lain gitu, aku sama temenku ini beda kampus, dan akhirnya aku gasss sendiri.

Setelah selesai ngurusi berkas beasiswa, sampailah aku di tempat pengumpulan berkas-berkas, waktu itu di kampus 3 gedung dakwah, aku diantar sama bapakku saat itu, soalnya kalo pake bis waktunya ga keburu. Sudah hampir jam 16.00 WIB, aku langsung lari terbiit-birit supaya berkas yang sudah susah payah aku kumpulkan ini diterima. Ternyata di ruangan juga masih banyak anak-anak yang ngumpulin berkas, nempelin foto, dll. Akhirnya aku mulai gabung sama mereka, ga lama kemudian aku selesai ngurusin berkas-berkas itu, dan nyamperin bapakku aku bilang “Pak berkasnya udah tak kumpulin, tinggal nunggu pengumuman seleksi berkas” saat itu. Sambil nunggu pengumuman, aku terus berdoa sama Allah supaya diberikan yang terbaik. Di kampusku ini, setiap penerima beasiswa Bidikmisi diwajibkan unutuk tinggal di pondok pesantren. Nah disitu aku agak setengah hati. Bukannya gimana-gimana yaa wkwk, aku orangnya ga bisa kalo disuruh cepet-cepet, jujur kalo mandi aku juga lama banget, ga tau kenapa wkwk, pokoknya alasannya lebih ke diri aku yang ga bisa dipaksa buat sempurna sii LOL.

Disisi lain aku butuh pengalaman beasiswa, tapi di sisi lain aku juga ngga bisa kalau harus di pondok (LOL si ini haha). Akhirnya aku bener-bener minta tolong sama Allah agar diberikan yang terbaik menurut Allah bukan menurut aku. Jadi aku bener-bener pasrah. Seiring berjalannya waktu, tibalah pengumuman seleksi berkas. Dan jeng jeng, saat itu juga aku lihat di daftar peserta yang lolos tahap seleksi berkas ngga ada namaku. Sedikit kecewa dan lega siii haha.

Akhinya aku move on dari bidikmisi, karena ini mungkin jawaban dari Allah. Allah yang lebih tau buat aku untuk ke depannya, akhirnya di akhir semester 2 aku mulai cari-cari lagi beasiswa yang ada di IAIN Salatiga. Ketemulah aku dengan beasiswa Bank Indonesia (BI). Aku ngga mau kelepasan lagi, akhirnya aku bener-bener persiapin dengan sungguh-sungguh. Mulai dari baca-baca di internet cara dapetin beasiswa BI, fasilitas dan benefit yang di dapet, proses seleksinya, dan pas aku cari tahu, di setiap kampus yang melakukan kejasama sama BI cuma 50 mahasiswa yang diterima. Sebelum kampus membuka pengumuman beasiswa BI, aku udah siapin buat catatan gitu kayak berkas-berkas apa aja yang dibutuhin, terus pertanyaan-pertanyaan pas wawancara dan jawabannya, cara bikin motlet yang menarik, tanya-tanya senior yang jadi GenBI (panggilan penerima beasiswa BI) ada mba Ike, makasih banget bantuannya mba, baca-baca pengalaman orang-orang di blog gitu-gitu, jujur itu bisa ningkatin motivasi banget haha. *Terima kasih orang-orang yang sudah mau bagiin pengalamannya di blog, bermanfaat banget buat Rizqa J

Itu dulu perjuangan Rizqa dalam proses mencari beasiswa yaaa, tetap semangat ada mimpi yang harus diwujudin jadi kenyataan.

 

 

 

Manfaatkan Teknologi, Perbanyak Inspirasi

Sumber: koinworks.com Tidak pernah terlupakan, Ramadhan selalu menjadi momen yang paling ditunggu. Entah itu berbagi kabar dan silaturahmi d...