Sumber foto: scholarsofficial.com
Haiii… sebelumnya aku sudah cerita pengalaman aku buat cari
beasiswa kan, nah sekarang aku mau lanjutin gimana perjuangan aku dalam meraih
beasiwa niii
Yapp, kali ini aku berjuang untuk menjadi penerima beasiswa
Bank Indonsia (BI). Sebelum kampus membuka pendataran aku mencoba searching di internet, cari tahu
sebanyak mungkin tentang beasiswa ini. Buat catatan ringkas tentang seleksi BI,
aku follow semua media sosialnya, supaya ngga ketinggalan info. Bikin motivation letter (motlet) yang menarik,
setiap hari aku baca motlet yang sudah aku buat, aku takut ada hal-hal yang
keliru, jadi aku baca terus, sampai akhinya aku merasa udah cukup. Ngga lama kemudian
kampus membuka pendaftaran penerimaan beasiswa BI, aku langsung antusias banget
dong. Di mana aku sudah ngumpulin berkas-berkas sejak lama, tapi ringkasanku
dulu itu mengacu sama yang ada di internet, dan kampus tenyata ada panduannya
sendiri-sendiri. Jadi kuang lebih sama lah yaa, tinggal ngelengkapi dikit.
Karena aku ngga mau kecolongan lagi, dan setelah aku baca-baca di internet ternyata pengalaman jadi GenBI itu seru banget, dan pokoknya ini sesuai dengan apa yang aku carilah. Jadi sebisa mungkin aku harus keterima jadi GenBI. Dulu time line pendaftarannya seperti ini
Pendaftarannya itu di awal semester, jadi saat itu aku inget
banget pas ngumpulin berkas di kampus 3 adalah giliran ku buat presentasi
kuliah. Aku cepet-cepetlah ngumpulinnya. Soalnya kampusku (Kampus 1) sama kampus
3 paling ngga harus menempuh jarak 10 menitanlah. Sesampainya di kampus,
waktunya cuma cukup buat sholat dzuhur. Setelah itu aku segera masuk ke kelas buat
presentasi.
Setelah nunggu, pengumuman seleksi berkas yang saat itu
molor dari time line, akhirnya
keluarlah pengumumannya, dan yeayyyy
akhirnya aku lolos tahap 1. Saat itu sebanyak 85 orang yang lolos tahap seleksi
berkas, dan kita di data sama ketua umum GenBI IAIN Salatiga tahun sebelumnya untuk
di masukin ke grup-grup (WhatsApp) WA.
Bulan Maret saat itu sudah menyebarkan virus covid-19. Akhinya perkuliahan
diadakan secara online lah. Dan untuk
seleksi wawancara saat itu juga dilakukakn secara online yang di koordinir sama
pegawai BI Jawa Tengah langsung, setiap orang dibagi ke beberapa kelompok dan
aku mendapat kelompoknya mas Hendra pegawai BI, setiap kelompok diisi 7 oang
kalau ngga salah.
Wawancara itu dilakukan sesuai dengan waktunya pegawai BI
Jateng masing-masing, jadi kita harus siap setiap saat, siap dalam hal jawaban
wawancara, sinyal yang kuat, dan mental haha. Habis magrib mas Hendra bilang
“habis ini kita wawancara yaa, siap-siap” aku langsung ngungsi ke tempat
saudaraku wkwk dan saat itu aku langsung keluar rumah. Soalnya sinyal di
rumahku jelek, takutnya malah putus-putus dan ngga maksimal. Sambil nunggu aku
juga baca-baca ringkasanku buat persiapan tes wawancara. Tapi tetep aja hati
ini ngerasa ga tenang haha. Aku juga tanya terus sama temenku, yang se
wawancara sama aku, namanya Esta. Pertanyaanku ke Esta (begitu juga sebaliknya)
setiap menit sama terus. Setelah aku tunggu sampai jam 22.00 WIB ngga ada
telfon sama sekali, dan aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, besok baru
balik lagi ke rumah saudaraku. Karena ngga mungkin malam-malam masih wawancara.
Keesokan harinya aku balik lagi, jam 07.30 sudah keluar dari
rumah, aku tunggu sampai siang belum ada telfon dari pihak BI juga, aku juga
tanya Esta terus, ternyata Esta juga belum dapat telfon dai pihak BI. Sampai
menjelang dzuhur akhinya ada nomor yang ngga dikenal tiba-tiba video call. Aku
coba mengangkatnya, siapa tahu ini pihak yang mewawancarai kan yaaa, dan betul
ternyata ini mas Hendra pihak BI, pertanyaannya kurang lebih sama beasiswa yang
lain, kayak kelebihan, kekurangan, sama rencana ke depan mau ngapain gitu.
Wawancaranya cuma 7 menit doang, tapi meskipun wawancaranya online, tapi ngga
boleh nyontek yaaa. Pokoknya bismillah percaya diri aja, jujur, dan yakin.
Setelah seleksi wawancara dilakukan, setiap selesai sholat
aku selalu berdoa agar aku lolos menjadi salah satu penerima beasiswa BI. Waktu
pengumuman pun tiba, aku coba melihat file pdf yang dikirim digrup WA, dan aku
membacanya dengan teliti. Alhamdulillah aku lolos menjadi penerima beasiswa BI
dan menjadi bagian dari GenBI.
Dari sini aku
belajar bahwa, Allah akan selalu disisi kita, Allah tau apa yang baik untuk
kita ke depannya, dan Allah tidak pernah lengah, jadi Allah tau mana yang
bener-bener sungguh-sungguh atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar